Istilah “Metaverse” pertama kali disebutkan oleh Neal Stephenson pada karya novel sains-fiksi “Snow Crash” di tahun 1992. Di dalam novel tersebut disimpulkan dengan orang yang menggunakan avatar digital dirinya untuk menjelajahi dunia virtual.
Bagaimana dengan Metaverse versi Mark Zuckerberg?
Zuckerberg mendeskripsikan Metaverse yang ingin ia dan Facebook ciptakan yaitu sebagai sebuah wadah lingkungan virtual yang bisa dimasuki oleh para penggunanya, dibandingkan hanya melihat dari layar saja. Dan teknologi yang digunakan pun akan melibatkan pengembangan dari gabungan virtual reality dan teknologi lainnya.
Zuckerberg juga mengatakan teknologi Metaverse yang ia dan Facebook rancang akan membawa kita menuju kecanggihan teknologi di masa depan, dimana orang-orang bisa saling berinteraksi secara virtual, bekerja, bermain, dan bahkan menonton konser. Media yang digunakan pun tidak hanya laptop, smartphone, atau tv, melainkan kita juga dapat mengaksesnya dengan kacamata augmented reality, headset virtual reality, dan sebagainya.
Sounds familiar?
Yap. Apa yang Zuckerberg rencanakan sangat familiar dengan salah satu serial Netflix “Black Mirror”.
Di beberapa episode diperlihatkan kehidupan manusia yang berdampingan dengan teknologi canggih. Bagaimana audisi bernyanyi dilakukan secara virtual, menyelesaikan quest untuk mendapatkan uang virtual, hingga chip yang terhubung dengan memori kita yang mana dengan mudahnya ditampilkan secara visual didepan mata bentuk memori kita di masa lampau.
Di dalam seriesnya sendiri, hal itu digambarkan dan diceritakan dengan memberi kita perspektif negatif terhadap perkembangan jaman seperti itu.
Bagaimana cara kita bermain didalam dunia virtual tersebut?
Melalui dunia Metaverse, Meta (atau nama sebelumnya; Facebook) akan mendistribusikan kebutuhan dan koleksi digital, dalam jenis token non-fungible (NFT) yang kemungkinan akan berjalan dengan Ethereum (ETH).
“Ini akan memudahkan orang untuk menjual objek digital edisi terbatas seperti NFT, menampilkannya di ruang digital mereka dan bahkan menjualnya kembali ke orang berikutnya dengan aman,” kata Kepala Produk Metaverse Facebook, Vishal Shah, dilansir dari Coindesk, Kamis (28/10/2021).
Aset NFT yang dapat dikoleksi, misalnya, dapat diubah menjadi avatar 3D yang dapat dibawa pemiliknya ke semua jenis ruang web, untuk melakukan berbagai kegiatan seperti bekerja, bermain, berolahraga atau sekadar berinteraksi dengan sesama pengguna. Dengan mengkombinasikan teknologi blockchain dan kripto NFT, metaverse ini sangat mungkin berjalan dengan lancar dan berhasil.
Dari penjelasaan diatas, apakah kamu siap dengan kehadiran Metaverse di masa mendatang? (YR)
https://medium.com/building-the-metaverse/television-shows-about-the-metaverse-98d91c061a77
https://www.disrupto.co.id/journal/dunia-metaverse-dunia-baru-digital-w9bd3
https://decrypt.co/82992/nfts-key-accessing-metaverse-beyond